Kamis, 12 Juni 2014

MAKALAH TUGAS KELOMPOK
EMBRYO TINGKAT MORULA, BLASTULA, GASTRULA, TUBULA DAN ORGANOGENESIS
Tugas ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkembangan Hewan
Dosen Pengampu: Dr. Hening Widowati, MSi./Rasuane Noor, S.Si, MSc.




Disusun oleh Kelompok : 9
Nama :                 NPM
1.Muhammad Andi Firman        13320111
2.Riza Putri                13320108
3.Kiki Linda Ramayani        13320116
4.Julita Dewi                13320068
5.Evi Rohmawati            133200

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYlAH METRO
TP.2013/2014
KATA PENGANTAR


Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah kelompok dengan judul “EMBRYO TINGKAT MORULA, BLASTULA, GASTRULA, TUBULA DAN ORGANOGENESIS”.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini, banyak rintangan dan hambatan yang datang silih berganti.  Akan tetapi, berkat do’a, motivasi, dan bimbingan dari berbagai pihak penulis dapat mengatasinya. Penulis juga memohon maaf apabila dalam makalah ini terdapat kekurangan yang tidak terlepas dari keterbatasan kemampuan penulis sebagai manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. 
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dan semoga makalah ini dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak.  Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah kimia organik yang telah memberikan banyak masukan, arahan, bimbingan dan motivasi selama penyusunan. 









Metro,         Mei 2014


Penulis


DAFTAR ISI

COVER    i
KATA PENGANTAR    ii
DAFTAR ISI    iii
BAB I PENDAHULUAN    1
A.Latar Belakang    1
B.Rumusan Masalah    2
C.Tujuan    2
BAB II PEMBAHASAN    3
A. Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio    3
B.Tahapan fase embrionik    3
1.Morula    3
2.Blastula    5
3.Gastrula    6
4. Tubula    11
5.Organogenesis    13
BAB III PENUTUP     16
A.Kesimpulan    16
DAFTAR PUSTAKA    17
BAB I
 PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pada hampir semua mahluk hidup suatu generasi baru dimulai dari suatu telur yang telah difertilisasi (dibuahi), atau zigot yaitu suatu sel hasil penggabungan dari sel induk betina dan sel induk jantan, dimana masing-masing induk berperan dalam menentukan sifat-sifat individu baru yakni dalam hal ukuran, bentuk, perlengkapan fisiologis dan pola perilakunya. Pada proses perkembangan manusia melalui berbagai tahap yang dimulai dari gametogenesis pada masing-masing induk, dimana induk jantan mengalami spermatogenesis (proses pembentukan sperma), dan induk betina mengalami oogenesis ( proses pembentukan ovum). Setelah terjadi vertilisasi (proses peleburan dua gamet sehingga terbentuk individu dengan sifat genetik yang berasal dari kedua induknya) maka akan terbentuk zigot. Zigot akan mulai membentuk suatu organisme yang multiseluler yang dilakukan dengan proses-proses pembelahan.
Pembelahan awal yang terjadi disebut sebagai blastulasi, dimana sel yang merupakan hasil fertilisasi antara dua induk mengalami pembelahan menjadi 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, 256, dsb.
Setelah beberapa kali mengalami pembelahan sinkron, embrio kemudian membentuk suatu bola yang disebut morulla. Setelah embrio menjalani tahap pembelahan dan pembentukan blastula, embrio akan masuk kedalam suatu tahapan yang paling kritis selama masa perkembangannya, yaitu stadium grastula.
Grastulasi (proses pembentukan grastula) ditandai dengan perubahan susunan yang sangat besar dan sangat rapi dari sel-sel embrio. Grastulasi akan menghasilkan suatu embrio yang mempunyai tiga lapisan lembaga yaitu lapisan endoderm disebelah dalam, mesoderm disebelah tengah dan ektoderm disebelah luar. Dalam perkembangan selanjutnya, ketiga lapisan lembaga akan membentuk jaringan-jaringan khusus dan organ-organ tubuh, dimana proses ini disebut organogenesis. Organ pertama yang terbentuk adalah jantung. Perkebangan embrio manusia sangatlah kompleks dimana pada awalnya hanya satu sel kemudian berkembang menjadi individu yang terdiri dari miliaran sel. Oleh karena itu, perlu suatu pembelajaran khusus mengenai perkembangan manusia.


B.      Rumusan Masalah

1.       Bagaimanakah proses yang terjadi pada tahap-tahap perkembaangan embrio?
2.       Bagaimana ciri-ciri pada setiap tahapan perkembangan embrio?
3.       Bagaimanakah tahap perkembangan embrio?

C.  Tujuan
1.Mengetahui tentang fase perkembangan embrio?
2.Mengetahui pembentukan embrio atau organogenesis?
3.Mengetahui tahap-tahap embriogenik?














BAB II
 PEMBAHASAN

A. Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio
Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu :
1.Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage). Zigot akan ditanam (diimplantasikan) pada endometrium uterus.
2.Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina.

B.Tahapan fase embrionik
    Tahap-tahapan fase embrionik itu memiliki tingkatan yaitu morula,blatula,gastrula,tubula dan organogenesis.
1.Morula
    Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat. Morulasi yaitu proses terbentuknya morula.


Pada fase ini zigot mengalami pembelahan. Pembelahan sel dimulai dari satu menjadi dua, dua menjadi empat, dan seterusnya. Pada saat pembelahan sel terjadi pembelahan yang tidak bersamaan. Pembelahan yang cepat terjadi pada bagian vertikal yang memiliki kutub fungsional atau kutub hewan (animal pole) dan kutub vegetatif (vegetal pole). Antara dua kutub ini dibatasi oleh daerah sabit kelabu (grey crescent).setelah pembelahan terjadi pada bagian vertikal, kemudian dilanjutkan dengan bagian horizontal yang membelah secara aktif sampai terbentuk 8 sel. Pembelahan sel berlanjut sampai terbentuk 16-64 sel. Embrio yang terdiri dari 16-64 sel.
Pembelahan sel tersebut berlangsung cepat dan akan menghasilkan sel-sel anak yang tetap terkumpul menjadi satu kesatuan yang menyerupai buah anggur yang disebut morula. Dalam pertumbuhan selanjutnya, morula akan menjadi blastula yang memiliki suatu rongga. Proses pembentukan morula menjadi blastula disebut blastulasi.
    Stadium morula merupakan pembelahan sel yang terjadi setelah sel berjumlah 32 sel dan berakhir bila sel sudah menghasilkan sejumlah blastomer yang berukuran sama akan tetapi ukurannya lebih kecil.Sel tersebut memadat untuk menjadi blatodik kecil yang membentuk dua lapisan sel.Pada saat ini ukuran sel mulai beragam,sel membelah secara melintang dan mulai membentuk formasi lapisan kedua secara samar pada kutub anima.Stadium morula berakhir apabila pembelahan sel sudah menghasilkan blastomer.Pada akhir pembelahan akan dihasilkan dua kelompok sel. Pertama kelompok sel-sel dalam (inner mass cell) fungsinya membentuk tubuh embrio.Kedua adalah kelompok sel-sel pelengkap yang meliputi trophoblast,periblast,dan auxilliary cell fungsinya untuk melindungi dan menghubungi antara embryo dengan induk atau lingkungan luas.
       

Gambar 2.3 Bentuk Morulla pada Embrio Manusia

    Tropoblas melekat pada dinding uterus.Sel-selnya memperbanyak diri dengan cepaat dan memasuki epitelium uterus pada tahap awal implantasi.Setelah 9 hari,seluruh blastokista bertahan dalam dinding uterus.Sewaktu ini berlangsung,sel-sel yang berada disebelah bawah dari masa sel dalam menyusun diri menjadi suatu lapisan yang disebut endoderm primer yang akan membentuk saluran pencernaan makanan.Sel-sel sisa dari masa sel dalam memipih membentuk suatu keping yaitu keping embrio.Antara (rongga amnion) berisi cairan. Dinding rongga yaitu amnion,menyebar mengelilingi embrio dan dikelilingi bantalan yaitu cairan amnion.

2.Blastula
    Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan. Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastosoel. Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula.
    Pada fase blastula terjadi pembagian sitoplasma ke dalam dua kutub yang dibentuk pada fase moruta. Konsentrasi sitoplasma pada kedua kutub tersebut berbeda. Pada kutub fungsional terdapat sitoplasma yang lebih sedikit dibandingkan dengan kutub vegetatif. Konsentrasi sitoplasma yang berbeda menentukan arah pertumbuhan dan perkembangan hewan selanjutnya. Pada fase ini kutub fungsional dan kutub vegetatif telah selesai dibentuk. Hal ini ditandai dengan dibentuknya rongga di antara kedua kutub yang berisi cairan blastosol. Setelah fase blastula selesai ditanjutkan dengan fase gastrula.




3.Gastrula
Pertumbuahan yang mengiringi tingkat blastula adalah gastrulasi atau penggastrulan, dan embrio yang terjadi disbut dalam tingkat gastrula. Pada tingkat ini terjadi proses dinmisasi daerah- daerah bakal membentuk alat pada blastula, diatur dideretan sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh spesies bersangkutan. Gastrulasi bervariasi di berbagai filum.
Pada blastula terbentuk dua lapis benih: epiblast (sebagian besar bakal jadi ectoderm), dan hypoblast (bakal jadi endoderm). Pada gastrula dua lapis benih itu menjadi tiga lapis : ectoderm, endoderm dan mesoderm. Dalam proses gastrulasi terjdi pembelahan dan perbanyakan sel terjadi pula gerakan sel dalam usaha mengatur dan menderetkan mereka sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh individu, dari spesies bersangkutan. Ada dua kelompok gerakan yaitu :
    1.      Epiboli
Gerakan melingkup terjadi disebelah luar embrio. Berlangsung pada bakal ectoderm, epidermis dan saraf. Gerakkan yang besar berlangsung menurut poros bakal anterior- posterior tubuh. Sementara bakal mesoderm dan endoderm bergerak, epiboli menyesuaikan diri sehingga ectoderm terus menyelaputi seluruh ebrio.
    2.      Emboli
Gerakan menyusup, terjadi disebelah dalam embryo, berlangsung pada daerah- darah bakal mesoderm,notochord, dan pre-chorda, dan endoderm. Daerah- daerah itu bergerak diaarah blastocoel.
Dibagi atas 7 macam :
    1.      Involusi, gerakan mrembelok kedalam.
    2.      Konvergensi, gerakan menyemit.
    3.      Invaginasi, gerakan mencekuk dan elipat suatu lapisan
    4.      Evaginasi, gerakkan menjulur suatu lapisan.
Delaminasi, gerakkan memisahkan diri sekelompok sel dari kelompok utama atau lapisan asal.
    1.      Devergensi, gerakkan memencar sebaliknya dari konvergensi.
    2.      Extensi, gerakkan meluas, ini meyertai gerakkan epiboli disebelah luar , sedangkan extensi gerakkan disebelah dalam embryo.
Sesuai dengan adanya dua macam blastula, maka gastrula pun dapat dibedakan atas dua macam yakni:
    1.      Gastrula bundar
    2.      Gastrula gepeng
        Berikut adalah penjelasan tentang materi diatas :
1. Invaginasi
Proses ini terjadi pada daerah hypoblast yaitu di bagian median daerah yang berbatasan dengan sabit dorsal yaitu kearah blastocoel sampai bertemu dengan epiblast. Hypoblast mengalami perpanjangan menurut poros embrio akibat adanya pertambahan jumlah sel. Daerah terjadinya invaginasi disebut juga blastopore yang memiliki 3 bibir yaitu bibir dorsal, ventral dan lateral.
2. Involusi
Proses ini berlangsung pada bakal notochord dari sabit dorsal yang sesuai dengan gerakan hypoblast kearah anterior, sehingga notochord akan terletak didorso-median tepatnya persis di bawah ectoderm.
3. Ekstensi
Proses ini berlangsung pada seluruh daerah bakal pembentuk alat sehingga keseluruhan embrio memanjang dan membesar.
4. Konvergensi
Terjadi di daerah bakal mesoderm kearah dorso-median blastopore tepatnya di daerah bibir lateral. Pada akhirnya mesoderm akan berada di kedua sisi bakal notochord.yang terletak di bibir dorsal
•    Gastrulasi pada Aves
Diawali dengan penebalan di daerah bakal median embrio di caudal yang disebut primitive streak (lempeng awal). Lempeng ini terbentuk setelah telur 8 jam eram. Primitive streak terbagi atas beberapa bagian sebagai berikut :
1. Primitive groove
2. Primitive fold
3. Primitive pit
4. Primitive knot atau Handsen’s node
Primitive streak pertama kali terbentuk di daerah postrerior area pellucida yang tumbuh dari sel-sel epiblast yang bergerak kearah median di posterior kemudian sel-sel dalam primitive streak tersebut memperbanyak diri. Sebagaian besar daerah posterior area pellucida ( bakal pre-chorda, notochord, dan mesoderm) berkonvergensi keprimitive streak kemudian berinvolusi diantara hypoblast dan epiblast.
Daerah Hensen’s node merupakan daerah tempat terjadinya invaginasi bakal pre-chorda dan notochord. Selain itu bagian lain dari primitive streak merupakan gerbang lewatnya sel-sel mesoderm.
Bakal mesoderm yang berada setengah posterior epiblast daerah area pelucida berpindah ke posterior , kemudian berkonvergensi ( mengumpul) dari kedua sisi ke garis median. Sel-sel epiblast bakal mesoderm yang berasal dari primitive streak kemudian bergerak kantara epiblast dan hypoblast. Kemudian sel-sel tersebut bergerak menyebar ke lateral dan anterior di kedua sisi garis median lalu berdivergensi membentuk lapisan mesoderm yang luas. Sementara itu sel-sel ectoderm saraf juga melakukan pergerakan secara konvergensi ke arah median lalu berepiboli semenjak Hensen’s node membentuk keping neural ( neural plate) di sepanjang garis median.
Dengan bergerak terus keanterior maka primitive streak mendekati bakal pre-chorda notochord. Pre-chorda dan notochord membentuik primitive pit dengan melakukan invaginasi, Dari sabit notochord, sel-sel pre-chorda yang diiringi sel-sel notochord berkonvergensi semenjak di primitive pit menuju primitive groove kemudian berinvolusi lalu melakukan extensi ke depan sepanjang garis median diantara endoderm dan ectoderm saraf.
Ketika embrio berumur 18 jam eram primitive streak telah lengkap terbentuk. Area pellucida berubah bentuk dari bentuk bundar ke bentuk lonjong. Pada ectoderm berlangsung proses epiboli sampai melingkup kedaerah yolk. Ectoderm juga memanjang ke arah anterior dan menjadi berbentuk pita yang disebut keping neural.
Proses gastrulasi memerlukan waktu sekitar 22 jam eram. Seluruh daerah pembentuk alat sudah tersusun pada daerah masing-masing. Primitive streak sebanding dengan perkembangan daerah bakal pembentuk alat ketiga lapisan benih, mengalami penyusutan secara perlahan dan bergerak ke caudal embrio. Sisanya akan membentuk bagian ekor ( caudal).
    Ciri-ciri umum proses gastrulasi:
1.    Penataan kembali sel-sel embrio oleh gerakan morfogenetik
2.    Ritme pembelahan sel diperlambat
3.    Tidak terjadi tumbuh yang nyata
4.    Tipe metabolisme berubah
5.    Peran inti menjadi lebih besar
6.    Disintesisnya protein-protein baru, melalui mRNA baru.

(Gambar 2. Tahap pasca perkembangan embrio)
Pada fase gastrula, embrio mengalami proses diferensiasi dengan mulai menghilangkan blastosol. Sel-sel pada kutub fungsional akan membelah dengan cepat. Akibatnya, sal-sel pada kutub vegetatif membentuk lekukan ke arah dalam (invaginasi). Invaginasi akan membentuk dua formasi, yaitu lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm).
Bagian ektoderm akan menjadi kulit dan bagian endoderm akan menjadi berbagai macam saluran. Bagian tengah gastrula disebut dengan arkenteron. Pada perkembangan selanjutnya, arkenteron akan menjadi saluran pencernaan pada hewan vertebrata dan beberapa invertebrata. Bagian luar yang terbuka pada gastrula menuju arkenteron disebut dengan blastofor. Bagian ini dipersiapkan menjadi anus dan pada bagian ujung akan membuka dan menjadi mulut. Pada fase ini akan terjadi lanjutan diferensiasi sebagian endoderm menjadi bagian mesoderm. Pada akhir fase gastrula telah terbentuk bagian endoderm, mesoderm, dan ektoderm.
Berdasarkan jumlah lapisan embrionalnya, hewan dikelompokkan menjadi dua, yaitu hewan diploblastik dan hewan triploblastik. Hewan diploblastik memiliki dua lapisan embrional, yaitu ektoderm dan endoderm. Contoh hewan diploblastik adalah Coelenterata (hewan berongga). Hewan triploblastik memiliki tiga lapisan embrional, yaitu ektoderm, endoderm, dan mesoderm. Mesoderm selalu terletak di antara ektoderm dan endoderm.
Hewan triploblastik dikelompokkan menjadi tiga kelompok berdasarkan ada tidaknya selom (berasal dari kata coelom = ruangan yang berongga) dan bagaimana selom tersebut dibentuk selama embriogenesis. Kelompok hewan tersebut yaitu aselomata, pseudoselomata, dan selomata (euselomata). Hewan aselomata tidak memiliki selom, contohnya cacing pipih (Platyhelminthes). Hewan pseudoselomata memiliki selom semu, contohnya cacing tanah. Hewan selomata memiliki selom sesungguhnya, misalnya manusia.
Diploblastik yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm dan endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat rendah seperti Porifera dan Coelenterata. Gastrulasi yaitu proses pembentukan gastrula.
4. Tubula
    Tubulasi adalah pertumbuhan yang mengiringi pembentukan gastrula atau disebut juga dengan pembumbungan. Daerah-daerah bakal pembentuk alat atau ketiga lapis benih ectoderm, mesoderm dan endoderm, menyusun diri sehingga berupa bumbung, berongga. Yang tidak mengalami pembumbungan yaitu notochord, tetapi masif. Mengiringi proses tubulasi terjadi proses differensiasi setempat pada tiap bumbung ketiga lapis benih, yang pada pertumbuhan berikutnya akan menumbuhkan alat (organ) bentuk definitif.
Ketika tubulasi ectoderm saraf berlangsung, terjadi pula differensiasi awal pada daerah-daerah bumbung itu, bagian depan tubuh menjadi encephalon (otak) dan bagian belakang menjadi medulla spinalis bagi bumbung neural (saraf). Pada bumbung endoderm terjadi differensiasi awal saluran atas bagian depan, tengah dan belakang. Pada bumbung mesoderm terjadi differensiasi awal untuk menumbuhkan otot rangka, bagian dermis kulit dan jaringan pengikat lain, otot visera, rangka dan alat urogenitalia.
8.1.Bumbung Epidermis
Menumbuhkan :
1. Lapisan epidermis kulit, dengan derivatnya yang bertexture (susunan kimia) tanduk : sisik, bulu, kuku, tanduk, cula, taji.
2. Kelenjar-kelenjar kulit : kelenjar minyak bulu, kelenjar peluh, kelenjar ludah, kelenjar lendir, dan kelenjar air mata.
3. Lensa mata, alat telinga dalam, indra bau dan indra raba.
4. Stomodeum menumbuhkan mulut, dengan derivatnya seperti lapisan enamel (email) gigi, kelenjar ludah, dan indra kecap.
5. Proctodeum, menumbuhkan dubur bersama kelenjarnya yang menghasilkan bau tajam.
8.2.Bumbung Endoderm (metenterom)
Menumbuhkan :
1. Lapisan epitel seluruh saluran pencernaan sejak pharynx sampai rectum.
2. Kelenjar-kelenjar pencernaan : hepar, pancreas, serta kelenjar lendir yang mengandung enzim dalam oesophagus, gaster dan intestinum.
3. Lapisan epitel paru atau insang.
4. Cloaca yang menjadi muara ketiga saluran : pembuangan (ureter), makanan (rectum), dan kelamun (ductus genitalis)
5. Lapisan epitel vagina, uretra, vesica urinaria, dan kelenjar-kelenjarnya.
8.3.Bumbung Neuran (saraf)
Menumbuhkan :
1. Otak dan sumsum tulang belakang
2. Saraf tepi otak dan punggung
3. Bagian persarafan indra, seperti mata, hidung, dan raba
4. Chromatophore kulit dan alat-alat tubuh yang berpigmennt.
8.4.Bumbung mesoderm
Menumbuhkan banyak ragam alat :
1. Jaringan pengikat dan penunjang
2. Otot : lurik, polos, dan jantung
3. Mesenchyme yang dapat berdiferensiasi menjadi berbagai macam sel dan jaringan. (sedikit ada juga mesenchyme sesungguhnya dari bumbung ectoderm epidermis)
4. Gonad, saluran serta kelenjar-kelenjarnya
5. Ginjal dan ureter
6. Lapisan otot dan jaringan pengikat (tunica muscularis, tunica adventitia, tunica muscularis –mucosa dan serosa) berbagai saluran dalam tubuh, seperti pencernaan, kelamin, dan pembuluh darah.
7. Lapisan rongga tubuh dan selaput-selaput berbagai alat pleura, pericardium, peritonium, dan mesenterium.

5. Organogenesis (Pembentukan Organ)
    Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup (hewan dan manusia). Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula.
Contohnya :
a. Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera.
b. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren.
c. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo.
Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio dalam pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup.

Contohnya :
a.    Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam pembentukan kelopak mata.
Periode embrio minggu ke tiga sampai delapan merupakan Proses dimana sistem syaraf pusat, organ-organ utama dan struktur anatomi mulai terbentuk seperti mata, mulut dan lidah mulai terbentuk, sedangkan hati mulai memproduksi sel darah. Janin mulai berubah dari blastosis menjadi embrio berukuran 1,3 cm dengan kepala yang besar
Embrio dilindungi oleh selaput-selaput yaitu :
1. Amnion yaitu selaput yang berhubungan langsung dengan embrio dan menghasilkan cairan ketuban. Berfungsi untuk melindungi embrio dari guncangan.
2. Korion yaitu selaput yang terdapat diluar amnion dan membentuk jonjot yang menghubungkan dengan dinding utama uterus. Bagian dalamnya terdapat pembuluh darah.
3. Alantois yaitu selaput terdapat di tali pusat dengan jaringan epithel menghilang dan pembuluh darah tetap. Berfungsi sebagai pengatur sirkulasi embrio dengan plasenta, mengangkut sari makanan dan O2,   zat sisa dan CO2.
4. Sacus vitelinus yaitu selaput yang terletak diantara plasenta dan amnion.
Proses Organogenesi
Proses yang terjadi dalam organogenesis meliputi transformasi dan diferensiasi embrio bentuk primitif berupa Ekstensi dan pertumbuhan bumbung-bumbung yang terbentuk pada tubulasi, evaginasi dan invaginasi daerah tertentu setiap bumbungnya.
Pertumbuhan yang tidak merata pada berbagai daerah bumbung, perpindahan sel-sel dari satu bumbung ke bumbung lain atau ke rongga antara bumbung-bumbung, pertumbuhan alat yang terdiri dari berbagai macam jaringan, yang berasal dari berbagai macam jaringan yang berasal dari berbagai bumbung, pengorganisasian alat-alat menjadi sistem: sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem urogenitalia, dan seterusnya, dan penyelesaian bentuk luar (morfologi) embrio secara terperinci, halus dan individual.
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam organogenesis yaitu :
1. Setiap embrio mengalami organogenesis dengan menempuh tahap – tahap embriogenesis yang dimiliki leluhur secar evolusi.
2. Ada bagian dari tubuh embrio yang pada suatu ketika berkembang, lalu susut, dan hilang atau berubah letak dan peranan dibandingkan dnegan asal usul, sebaliknya da sebagian yang pada asal usul susut dan tak berperan tapi kemudian berkembang.
 contoh pembentukan organ dari masing-masing lapisan embrio ayam dapat diamati pada embrio umur sebagai berikut:
Lapisan Lembaga    Organ    Umur Embrio Ayam
Ektodermal neural    Otak    33-72 jam
Ektodermal somatik    Mata
Hidung
Telinga    33-72 jam
48-72 jam
48-72 jam
Endoderm    Usus/saluran pencernaan
Hati
Paru-paru    24-96 jam
72-96 jam
72 jam
Mesoderm    Jantung
Pembuluh darah
Sistem urogenital    25-29 jam
24-72 jam
96 jam














   
BAB III
 PENUTUP

A.Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu : Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote. Dan Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang terdiri dari fase morulla, blastula, gastrula, tubulasi dan organogenesis.






















Daftar Pustaka

Anonimous.2009. Turunan Mesoderm. Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan.Universitas Mataram: http://dosyin.blogspot.com. Diakses 13 Mei 2014.
Yatim, Wildan. 1990. Reproduksi dan Embriologi.Bandung:Tarsito..

Yohana.2007.Perkembangan Hewan. DDC 580 / ISBN 9796897571 : 
    http://pustaka.ut.ac.id. Diakses  5 Mei 2014.
    http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/pertumbuhan-dan-perkembangan-pada-masa-embriogenik-dan-masa-janin/